Surabaya - BKKBN bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI), menggelar Workshop Edukasi Keuangan Inklusif, Pelindungan Konsumen dan Pemasaran Digital untuk Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, (Kamis, 3/10/24).
Kegiatan secara hybrid yang dilaksanakan di Hotel Sheraton Surabaya tersebut dihadiri sedikitnya 150 peserta, terdiri dari BPD AKU (Badan Pengurus Daerah Asosiasi Kelompok UPPKS), Ketua dan Kader Kelompok UPPKA, Pengelola Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dan Penyuluh KB dari 6 wilayah kab/ kota di Jawa Timur Sedangkan ratusan peserta lainnya mengikuti secara daring.
Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN, Nopian Andusti, SE, MT. pada giat tersebut menuturkan, BKKBN bersama dengan kementrian lembaga terkait ikut berpartisipasi menyejahterakan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi keluarga.
Secara spesifik program pemberdayaan ekonomi keluarga yang dikembangkan BKKBN difokuskan pada keluarga akseptor dan akseptor yang tergabung dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).
“UPPKA belum banyak dikenal terutama pemerintah daerah, sehingga kurang disentuh oleh stakeholder terkait, padahal UPPKA ini juga bagian dari masyarakat. Kelompok UPPKA harapannya bisa setara dengan UMKM mendapat sentuhan dan pembinaan, dan ini salah satu bentuk pengakuan bahwa UPPKA adalah bagian dari UMKM dengan peran serta Bank Indonesia dalam pembinaan kelompok UPPKA, ” jelas Nopian.
Menurut Nopian potensi UPPKA sangat signifikan untuk menunjang perekonomian keluarga. Sedikitnya 3.600 Kelompok UPPKA ada di Jawa Timur.
“UPPKA ini bila kita berdayakan kekuatannya luar biasa untuk mendorong perekonomian keluarga. Saat ini jumlah UPPKA kita ada 36 ribu lebih di seluruh Indonesia dan 10 persennya ada di Jawa Timur. Paling tidak 1 desa/ kelurahan ada UPPKA jadi nanti akan ada 83.000 dari desa keluarahan di Indonesia, ” lanjutnya.
Sementara Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia, Irene Heniwati sesaat sebelum membuka Workshop menuturkan giat ini merupakan bentuk sinergi BI dan BKKBN dalam rangka memperkuat ekonomi keluarga dan pengembangan usaha yang dikelola perempuan.
“71 persen masyarakat yang tidak bisa akses keuangan karena tidak punya uang. Bagaimana keuangan inklusif masyarakat bisa mengakses produk layanan keuangan formal apabila tidak ada pemberdayaan ekonomi” sebutnya.
Irene melanjutkan, BI punya program EKI (Edukasi Keuangan Inklusif) yang berbasis kelompok subsisten kapasitas usaha, peningkatan literasi dan akses keuangan dan penguatan kelembangaan.
Baca juga:
Tony Rosyid: Demokrat, Berhentilah Meratap
|
Menurut Irene, program ini telah dikembangkan di 46 kantor perwakilan BI dari sabang sampai Merauke, menyasar masyarakat berpendapatan rendah dan penerima bansos. Irene menyebut hal ini dimaksudkan agar masyarakat tersebut bisa mandiri melalui pengembangan usaha dan potensinya.
“Total kelompoknya 1.700-an, mayoritas masyarakat berpendapatan rendah dan penerima bansos. Ini sejalan dengan BKKBN bagaimana ingin meningkatkan ekonomi keluarga dan agar mandiri. Artinya, jangan sampai mereka hanya menerima bantuan, jangan hanya nunggu bansos tetapi supaya mereka bisa mengembangkan potensi usaha yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan atau memiliki penghasilan, ” kata Irene.
Pada kesempatan tersebut disampaikan berbagai materi yang sangat penting bagi pelaku usaha, seperti pelindungan konsumen, Strategi Ekonomi dan Keuangan Inklusif melalui Edukasi Layanan Keuangan Digital, Branding dan digital marketing, dan pencatatan keuangan Digital melalui aplikasi SIAPIK (Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan) untuk melakukan pencatatan informasi dan transaksi keuangan sederhana serta dapat menyajikan laporan keuangan dan laporan kinerja keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Usaha Menengah (UMKM).
Selain pemaparan materi workshop, kegiatan ini akan disambung dengan site visit Kelompok UPPKA di Kota Mojokerto sebagai bentuk dukungan bagi kelompok UPPKA di Jawa Timur.
Kepala BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, MM yang hadir pada giat tersebut berharap kegiatan ini mampu mendongkrak potensi Kelompok UPPKA khususnya di Jawa Timur sehingga dirasakan manfaatnya dalam menunjang perekonomian keluarga.@Red.